Politeknik - Ahli Usaha Perikanan

ANALISIS KESESUAIAN DAERAH PENANGKAPAN IKAN DENGAN PETA ZONA POTENSIAL PENANGKAPAN IKAN DITINJAU DARI KLOROFIL-A DAN SUHU PERMUKAAN LAUT PADA KM. COLOMBUS 4 DI WPPNRI 718 LAUT ARU

30 November 2021

Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPPNRI) 718 merupakan wilayah dengan potensi perikanan tangkap tertinggi dibandingkan dengan WPPNRI yang lain. (Suman et al., 2014 dalam Tambun, et al 2018) menyatakan bahwa potensi WPPNRI 718 yakni sebesar 1,99 juta ton/tahun atau mencapai 20% dari potensi ikan nasional. Penangkapan ikan oleh nelayan lokal di WPPNRI 718 terhambat oleh kurangnya informasi terkait Zona Potensial Penangkapan Ikan (ZPPI), sehingga berakibat pada berkurangnya efisiensi dan produktivitas penangkapan ikan. Solusi yang ditawarkan adalah memanfaatkan sistem informasi geografis (SIG) dan juga teknologi penginderaan jauh dengan citra satelit aqua MODIS klorofil-a dan suhu permukaan laut sebagai data pemetaan zona potensial penangkapan ikan.

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah memahami pengoperasian pukat cincin, menganalisis pengaruh suhu permukaan laut dan klorofil-a terhadap hasil tangkapan pukat cincin, mengetahui tingkat kesesuaian daerah penangkapan ikan dengan peta zona potensial penangkapan ikan dan mengetahui analisis finansial usaha pukat cincin. Untuk menjawab tujuan tersebut peneliti menggunakan metode penelitian terapan berbasis non eksperimental dengan pendekatan studi kasus, metode survey dan pendekatan korelasional untuk mengetahui pengaruh variabel klorofil-a dan suhu permukaan laut terhadap hasil tangkapan. Variabel dan data yang digunakan adalah data koordinat daerah penangkapan ikan, data hasil tangkapan, data citra klorofil-a dan citra suhu permukaan laut untuk data pemetaan ZPPI yang diolah menggunakan software pengolah data citra seaDAS, ERMapper, ArcGIS dan SPSS untuk melakukan analisis statistik data klorofil-a dan suhu permukaan laut.

Berdasarkan hasil penelitian pukat cincin pada KM. Colombus 4 berjenis pukat cincin pelagis kecil dengan alat bantu pengumpul ikan menggunakan rumpon dan lampu atraktor dengan hasil tangkapan utama adalah ikan layang deles, kembung lelaki, layang benggol dan lemuru. Tahap – tahap pengoperasian pukat cincin yakni persiapan operasi, penurunan pukat cincin (setting), penarikan tali kerut (pursing), menaikan pukat cincin (hauling) dan menaikan hasil tangkapan (brailling). Berdasarkan pengujian statistik terdapat pengaruh klorofil-a dan suhu permukaan laut secara simultan maupun secara parsial terhadap hasil tangkapan dengan memberikan pengaruh sebesar 73,6%. Dengan distribusi konsentrasi klorofil-a dan suhu permukaan laut pada daerah penangkapan ikan KM. Colombus 4 tertinggi yakni 3.35 Mg/m³ dan 31,32 ºC dan terendah 0,30 Mg/m³ dan 29,59 ºC.

Tingkat kesesuaian daerah penangkapan ikan KM. Colombus 4 dengan peta zona potensial penangkapan ikan pada trip penangkapan bulan Desember 2020 sampai dengan bulan April 2021 mencapai persentase kesesuaian sebesar 55,93% dengan jumlah hasil tangkapan sebanyak 209,360 Kg sehingga mengindikasikan pemilihan daerah penangkapan ikan oleh nakhoda secara konvensional pada KM. Colombus 4 yang dibandingkan dengan prakiraan daerah penangkapan menggunakan teknologi penginderaan jauh citra satelit aqua MODIS dapat dikategorikan baik kendati hanya mengandalkan pengalaman dan informasi tentang daerah penangkapan ikan dari kapal lainnya. Analisis finansial usaha penangkapan ikan dengan pukat cincin pada KM. Colombus 4 dengan melakukan analisis perhitungan keuntungan sebesar Rp. 1.797.771.760, R/C Ratio 1,49, Return of Investment 22,47%, Payback Period 4,40 dan Break Even Point Unit 93.887 Kg, Harga Rp. 1.440.957.257. Sehingga dengan hasil tersebut usaha penangkapan ikan dengan pukat cincin pada KM. Colombus 4 dikatakan layak dan mendapatkan keuntungan.